Thursday, May 26, 2016

bersaiang Google Adsense, Sitti Rangkul Blogger


VIVAnews - Jagat Internet Tanah Air lagi-lagi kedatangan perusahaan start up baru, Sitti. Bergerak di bidang periklanan berbasis kontekstual, meski baru dan kecil, Sitti punya angan-angan yang luar biasa: menaklukkan Google AdSense.

Sitti boleh optimis. Sebab, Google belum sepenuhnya fokus mengembangkan bisnis AdSense di Indonesia. Namun, saat menyambangi Indonesia beberapa waktu lalu, raksasa Internet asal Mountain View-California itu mengatakan siap menggarap pasar di Indonesia.

Tak mau kalah set, Sitti yang sudah berusia enam bulan buru-buru memperkenalkan dirinya pada publik di sela acara Sitti Buka Pintu, yakni peresmian kantor baru di Grha Tirtadi, Jakarta, Rabu 24 November 2010.

"Dalam kurun waktu 1 Oktober sampai dengan 5 November 2010, kami sudah mengindeks 600 juta halaman situs berbahasa Indonesia dan menampilkan 330 iklan dari 529 merek," kata Andy Sjarif, Group CEO Sitti, pada wartawan.

Soal indeks, jika dibandingkan dengan Google, Sitti bukanlah siapa-siapa. Google menat lebih dari satu triliun halaman web secara global dan mencakup 129 bahasa internasional. Kekuatan Google ini diakui langsung oleh Andy.

"Mereka sangat besar. Berbicara srch engine, Google adalah superior. Tapi, secara contextual advertising (periklanan berbasis kontekstual), kami terbukti lebih unggul," klaimnya.
Sitti Google
Impresi 88,5% 11,5% Klik 51% 49% CTR* 64,06% 20,87% *CTR atau clickthrough rate merupakan istilah cara yang dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu kampanye atau iklan online.

Dari data perbandingan antara Google AdSense dan Sitti di atas melalui metode A-B split test, tak bisa dipungkiri, iklan lokal versi Sitti yang lebih relevan dengan konten yang tersedia di Web atau blog lebih digemari pembaca.

"Masalah Google hanya bahasa. Memang, mereka punya teknologi bernama Google Translator. Sayangnya, dari sudut pandang linguistik, teknologi tersebut belum mampu mendeteksi bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita lebih unggul, karena kita orang Indonesia asli," cetus Andy.

Tetapi, Andy tidak mau jumawa. Google adalah raksasa dan bukan pesaing biasa. Sebab itu, Sitti merangkul sejumlah mitra, mulai dari situs megaportal sampai blogger Indonesia, untuk turut membantu dengan menyediakan ruang banner Sitti di halaman Web mereka.

"Google akan datang ke Indonesia untuk mendominasi pasar. Dengan dukungan dari mitra-mitra perusahaan lokal, kami siap bersaing dengan mereka. Hey, Google. Silahkan datang ke Indonesia!" tukas Andy dengan nada optimis.

Berbicara target, dia mengatakan tidak ada. "Kami hanya ingin melihat iklan-iklan toko kecil di pinggir jalan bisa bersanding dengan produk-produk asing di Internet," timpal Rene Suhardono Canoneo, promotor Sitti, pada kesempatan yang sama.

Menarik untuk diketahui, Sitti belajar banyak dari ZAO Begun, perusahaan sejenis asal Rusia yang juga menjajakan periklanan berbasis kontekstual (contextual advertising). Namun, pada Juli 2008, ZAO Begun telah diakuisisi Google dengan nilai US$140 juta, setara Rp1,25 triliun.

Apakah nasib Sitti sama dengan ZAO Begun? Yang setelah merintis perusahaan start up dari skala kecil sampai besar, lantas rela diakuisisi Google? Bisa jadi itu memang mimpi Andy cs. Memikat hati Google untuk menjadi investor tetap bagi Sitti lalu mengembangkan UKM lokal bersama-sama. Kita lihat saja apa yang dilakukan Sitti ke depannya. (umi)
Sumber: vivanews.com

No comments:

Post a Comment